Naik Sepeda Motor Agak Jauh
Sepeda motoran ke gunung ternyata semenyenangkan itu.
Kemarin saya bersama istri mencoba hal baru, yang biasanya ke gunung naik mobil, kemarin naik sepeda motor. entah kenapa kok vibesnya beda, mungkin karena saya sudah lama tidak motoran dengan jarak tempuh yang jauh, jadi kangen masa muda dulu.
Kebetulan anak-anak kami diajak oleh mbahnya, jadi kami bebas berdua seperti muda-mudi pacaran.
Awalnya kami bingung mau kemana, ke kota sidoarjo sudah bosan, ke gunung takut sepedanya gak kuat nanjak, atau remnya bermasalah saat turunan. Dilema-dilema tersebut muncul di otak saya, ah... bodoh amat pelan-pelan mungkin aman.
Oklah kami memutuskan kearah trawas, sebenarnya sering sih ke trawas, cuman ya sekitaran jalan utamanya saja, karena pakai mobil takut kesasar, kan susah beloknya.
Nah kesempatan buat eksplore kedaerah kampung-kampungnya karena pas pakai motor, belok hayok, lurus juga hayok, pokoknya kemana arah setir motor melaju kesitu pula tujuannya. Hahahahaha.
Jam tangan saya menunjukkan pukul 13.00, kabut tipis mulai turun, menandakan daerah kekuasaannya, sebentar lagi pasti hujan.
Ternyata di gang-gang kecil, kanan kiri sawah banyak warung-warung menjajakan dagangannya, muda-mudi (beneran muda-mudi, gak kayak kami tua tui) terlihat menikmati makanan dan minuman.
Wah indah juga ternyata pemandangannya, pantas banyak yang kesini.
Gerimis datang, nah ini yang ditunggu-tunggu, udara dingin menusuk tulang, makan apapun pasti enak. Salah satu warung pinggir sawah menjadi pilihan kami, pemandangannya sawah, samar-samar juga terlihat gunung dibalik kabut, cocok nih makan yang anget-anget sambil ngobrol kecil.
Aroma semerbak durian juga tercium kuat, kanan kiri kami lahap memakan durian, sial jadi pengen, tapi sayang istri tidak suka durian, kalau saya makan sendirian 1 buah juga tidak memungkinkan, bisa-bisa pusing, maklum sudah berumur wkwkwkwk.
Sesekali saya mengamati pemandangan didepan mata, sesekali juga menerka-nerka kegiatan petani disawah, sedang apa mereka, ada yang panen, ada yang mengalirkan air yang tersumbat kotoran bekas hujan.
Tak disangka perjalanan singkat dan sederhana yang berkesan.
ditengah-tengah obrolan saya dan istri dari kejauhan terlihat segerombolan remaja lewat jalan ditengah sawah memakai sepeda entah apa namanya namun saya menyebutnya sepeda "lanang", terbesit dipikiran saya, seruh juga kayaknya beli sepeda "lanang" lalu tiap minggu kesini melepas penat.
Sebentar meletakkan beban kerja ternyata juga semenyenangkan ini, hampir sama seperti kalimat diawal tadi, sama-sama menyenangkan.
Tidak berasa makanan dan minuman kami habis, pas dering telpon dari bapak saya mengabari kalau Nala anak kami sudah waktunya dijemput.
Kami bergegas memungut, merapikan, lalu membungkus obrolan-obrolan kecil tadi agar tersimpan untuk dibuka lagi dikemudian hari, entah minggu depan, bulan depan, atau tahun depan, yang pasti kami akan mencari tempat seperti ini lagi.
Ada saran kemanakah kami harus pergi selanjutnya ?
Comments
Post a Comment