HEALING




"bener nih gak kemana-mana?" ucap seorang wanita yang sedang sibuk memasak, sedangkan saya sibuk belajar main latto-latto berjarak 5 kotak tegel dari dia. Pertanyaan yang sama, dijam yang sama , dan ditempat yang sama seminggu lalu, sewaktu libur panjang. Latto-latto saya letakkan, kali ini saya harus menjawab dengan benar, karena seminggu yang lalu saya jawab "gak kemana-mana" karena takut macet, berakhir dengan wanita tersebut mecucu sepanjang hari.
Tahu kan gimana di pecucui Istri?? hehehe.

"hmm, gimana kalau piknik? kayak di reelsnya orang-orang piknik ke hutan" jawab saya basa-basi. Karena ya saya bingung mau jawab apa, dan kebetulan tadi pagi saya lihat ada reels muncul orang sedang piknik.

"lah kalau dihutan, hutan mana? belum juga beli bahan makanan untuk bekal piknik, dan juga masa piknik cuman berdua, kurang banyak orangnya, belum lagi kalau Nala digigit serangga, kalau piknik kapan-kapan saja" wanita tersebut menyangga, namun sanggahan tersebut cukup menandakan bahwa dia tidak setuju dengan ide saya.

Tapi bener juga, sekarang saya punya Nala yang harus dijaga dari gigitan serangga, Nala masih 10 bulan belum bisa nyeblek nyamuk sendiri.

"baiklah kalau begitu kita ke mall saja, membeli makan dan membeli esgrem, seperti biasanya" saya memberi alternatif lainnya.

"gak mau ah, bosan" sela dia, spatula yang diayun2kan dipenggorengan daritadi tiba-tiba berhenti.

Tanda-tanda yang mengkhawatirkan, menurut pengalaman saya, kalau seorang wanita yang sedang melakukan sesuatu tiba-tiba berhenti, maka ada emosinya yang tiba-tiba berubah.

Sebelum kejadian seminggu yang lalu terulang lagi, maka dari itu saya langsung menyela "hmmm, eh ada tempat bagus, kayak warung gitu di daerah nongkojajar, aku kemarin lihat di story temenku, dan juga aku sempet tanya gimana review tempatnya, bagus katanya, mungkin kita kesana saja ya istriku tecinta?"

Sesaat tidak ada jawaban, tapi spatula yang tadi berhenti sekarang mulai beradu dengan penggorengan lagi, itu tandanya emosinya kembali stabil. Ada 2 kemungkinan, yang pertama dia setuju tempat tujuannya, yang kedua seneng saya panggil istri tecinta. hahahaha.

"oke, boleh" sambil melirik, ujung bibirnya tertarik keatas menandakan dia akan tersenyum, namun tertahan, lebih tepatnya ditahan, yes berhasil, tapi kan aku lagi ngambek gitu mungkin ya dalam hatinya.

Wanita memang begitu, jinak- jinak merpati, sudah biasa.

Berbekal gmaps kami berangkat, jalannya berliku-liku. Saya yang menyetir saja sedikit mual, apalagi penumpang dibelakang, istri saya.

"kamu ndak mual?" tanya saya

"mual, kamu nyetirnya jangan belok-belok dong"

"istriku tercinta, ini jalannya yang belok-belok, kalau aku nyetirnya lurus, nabrak" jawab saya kesal sambil memutar-mutar kemudi

"oh gitu, tapi kok jalannya kok belok-belok gini ya, kamu ndak salah jalan kan?"

Kok tanya balik ke saya, padahal dia yang dari rumah sampe sini yang baca gmapsnya, wanita memang begitu tidak bisa membaca gmaps tapi lelaki yang disalahkan.

"kalau salah jalan sekalian saja ke bromo, atau baluran biar kamu dimakan macan. hehehe" celetuk saya.

"ya kamu seng dimakan, macane suka perutmu hehehe" jawab dia seakan tidak mau kalah.

Sesampainya di warung tujuan, saya berkeliling mencari tempat duduk, bagus memang tempatnya. Ada tempat duduk dari tali pramuka, tapi serem kalau lihat kebawah.

"mau disini? keren kayaknya foto disini, aestetic" tanya istri saya sambil menunjuk tempat yang ada tali-talinya.

"oh tidak istriku tercinta saya tidak mau, kalau misal jatuh langsung ke jurang itu bagaimana? Nala masih 10 bulan saya tidak mau mengambil resiko, emang keren dan aestetic sih tapi aku tidak berani hehehe" saya beralasan sambil jalan lagi.

Ada jembatan gantung yang kelihatannya bagus kalau dibuat foto tapi setelah melewatinya kepala jadi goyang-goyang seperti pajangan dimobil yang lehernya terbuat dari per, apalagi istri saya langsung sempoyongan, kalau tidak saya pegangi, mungkin dia akan jatuh.

Akhirnya saya dapat tempat yang menurut hemat saya, ini tempat yang pas buat kami yang membawa anak, tidak terlalu beresiko dan cukup bagus panoramanya.

Namun masalahnya kasir sama tempat duduk yang saya pilih lumayan jauh. Jadi sewaktu saya bayar ke kasir ditengah-tengah tangga, kaki saya kram. Berhenti sebentar sambil memandang sekitar, memang bagus tempat ini. Ya lumayan lah sepadan dengan jarak dari rumah, dan jalan meliuk-liuk tadi.

Setelah agak mendingan saya kembali ke tempat duduk yang kami pilih sebelumnya, diujung paling bawah dengan pemandangan pohon bambu dan air terjun mini saya menyebutnya, ya walaupun sebenarnya hanya sungai sih, tapi lumayan deras.

"aaaa, aua.." teriak Nala, sambil menunjuk air yang ada dibawah, entah apa yang dia bilang, mungkin kalau diartikan begini "bapak, itu ada air, aku mau kesituuu" hehehe.

Saya balas "auauauauuu" seperti lolongan serigala, bodoh amat Nala mengerti apa tidak dengan suara saya tersebut, yang penting saya membalas.

Berdasarkan konten di IG yang pernah saya baca menjelaskan jika anak yang sedang belajar bicara, apa yang keluar dari mulutnya, orang tua harus membalas apapun itu, sehingga ada komunikasi 2 arah. Walaupun kami tidak saling mengerti hehehe. Entah benar atau tidak konten tersebut.

Makanan datang, jika dibandingkan dengan harganya, rasanya lumayan, tidak terlalu njomplang. Bukan hanya sekedar menjual tempat dan pemandangan.

Setelah makan, saya pun berkeliling lagi untuk foto. Jika kucing menandai tempat yang pernah di datanginya dengan di kencingin, maka saya menandai tempat yang pernah saya datangi dengan berfoto hehehehe.


Comments