Yogyakarta

hutan pinus 



Dering Telpon di sudut kamar berbunyi, sesegera mungkin saya mengangkatnya. Diujung telpon seorang perempuan berbicara.

"halo, tanggal 17 besok gimana kalau kita ke jogja kan itu hari sabtu tanggal merah, jadi hari jum'at tanggal 16 saya cuti"

"ya boleh, tapi yakin kamu bisa cuti pada hari itu ?, soalnya harus dari sekarang mempersiapkan beli tiket, sewa motor, dan pesan penginapan" jawab saya penuh antusias.

Bagaimana tidak antusias, dipercakapan kemarin, ajakan saya ditolak mentah-mentah, tidak tahu mengapa tiba-tiba ia mengajak saya liburan. Disisi lain saya takut diberi harapan palsu soal liburan tersebut karena butuh minimal sebulan untuk mendapatkan tiket kereta ke jogja dan balik kesini yang murah hehehehe. Sangat disayangkan kalau misal hal yang sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari batal karena sesuatu hal.

Untuk antisipasi hal tersebut saya butuh kepastian bisa cuti atau tidak.

Setelah beberapa saat kami berbincang ditelpon, akhirnya ada jalan keluar, dia memakai surat dokter hahahahaha, kebetulan faskes BPJS dia ada salah satu teman saya yang bekerja disana. Meminta surat istirahat dari dokter tidak lah sulit.

Kami beberapa kali berdiskusi tentang harga tiket kereta, sewa motor, dan penginapan. Tentu destinasi wisata tak ketinggalan kami diskusikan.

Dan benar apa yang saya takutkan kami tidak mendapatkan tiket kereta ekonomi, tinggal bisnis dan eksekutif yang tersisa untuk tanggal yang kami rencanakan. Ya mau tidak mau kami harus merogo kantong lebih dalam untuk tiket kereta.

Tidak sampai disitu kami juga kesulitan untuk menyewa motor dikarenakan persewaan motor pada tanggal tersebut full boking. Kampret. Tapi setelah beberapa kali bertanya akhirnya kami mendapatkan persewaan motor.

Pada tanggal 16 Agustus

Setelah menempuh perjalanan diatas rel sekitar 7 jam perjalanan, kami sampai di stasiun Lempuyangan. Dengan motor sewaan kami ketempat penginapan. Setelah membersihkan diri kami langsung ke Malioboro.

titik 0 km Malioboro


Entah kenapa malioboro selalu memesona, menunjukkan pesona kepada kami, hiruk pikuk orang berlalu lalang menjadi daya tarik. Di sudut-sudut trotoar penjual menjaja dagagannya. Sementara saya melirik wanita berbaju kuning, masih belum percaya jika kami liburan bersama menempuh jarak ratusan Km dari rumah. Tempat spesial dengan orang spesial.

doi lagi pose


senyuman maut hehehe


Perasaan lelah selama perjalanan naik kereta api terbayarkan lunas dengan suasana malioboro, ditambah bonus pemandangan si dia hehehhe. Sekedar berjalan dari ujung ke ujung satunya, melihat pedagang dan pertunjukan seni, menawar oleh-oleh, sepertinya hal yang wajib dilakukan di malioboro.

suasana Malioboro

Tak terasa waktu semakin larut, kami memutuskan untuk makan malam lalu kembali ke penginapan, karena destinasi wisata kami masih banyak.

Pada tanggal 17 Agustus

Kami bangun pagi buta untuk mengejar ke wisata yang sudah direncanakan, sayang kami telat tidak mendapatkan sunrise di kebun buah mangunan, ya jadinya hanya sekedar berfoto. Selain kebun buah mangunan kami ke puncak becici, hutan pinus dll.

Puncak Becici

ini dimana ya lupa

Kebun Buah Mangunan


pose alah theater



dan pada hari itu ditutup dengan tujuang akhir yaitu candi prambanan, kampret saya kira dekat dari penginapan, ternyata lumayan jauh, membuat pinggang sama punggung saya capek, tapi secapek-capeknya kalau bareng DOI ya hilang juga hehehehe.

Ternyata kalau sunset bagus banget candi prambanan, kalau boleh mendirikan tenda, saya dirikan tenda tuh disitu sambil buat api unggun berlatar belakang candi prambanan, pasti keren hahahahaha.




senja di prambanan

Pada tanggal 18 Agustus

Hari terakhir kami di jogja, saat pagi sudah mulai males-malesan di penginapan karena besok akan berkutat lagi dengan kerjaan, dan kenyataan hahahaha, yang paling menyesakkan adalah meninggalkan jogja dan kembali ke kota kami yang penuh kepenatan. Kira-kira sampai jam 10 an tuh saya dikamar, lalu mandi.

Tujuan pertama pada hari ini, kami mencari oleh-oleh bakpia, setelah mencari bakpia kami ke taman sari. Kayaknya keren tuh foto di TamanSari berdasarkan sosmednya temen-temen, sepi, kosong berasa milik pribadi, tapi ternyata sesampainya disana busyet rame banget, mau jalan aja susah apalagi mau foto. Ya mau gimana lagi, jadinya foto seadanya, hanya menikmati saja dengan mata telanjang. 

Setelah capek berkeliling, kami memtutuskan untuk ke malioboro saja membeli oleh-oleh, baju, gantungan kunci dll. Eh pas disana ada pawai budaya, macet lagi, sementara kereta kami jadwalnya jam 5 sore, takut telat karena saking ramainya. Lihat google maps kok banyak jalan yang ditutup, setelah menganalisa keadaan pemotor banyak yang dituntun sambil menembus peserta pawai, yaudah saya meniru pumpung banyak temennya. wkwkwkw. 

Dan akhirnya sampai lah kami di stasiun, menunggu kereta dengan suasana senja, capek, dan juga penuh kenangan. Mungkin esok kami akan kembali ke sini lagi dengan banyak personil. hehehehe.














Comments

Post a Comment