Dasar Plin-Plan

Lagi dan lagi, beberapa saat setelah saya memutuskan untuk mundur saya memutuskan untuk kembali berjuang. Ah dasar plin plan...

Bukan tanpa alasan saya memutuskan hal tersebut.

Bagaimana mungkin saya bisa mengabaikan ia yang sedari tadi saya bonceng, saya curi-curi pandang lewat spion, sementara ia selalu tersenyum, susah.

iya, cuman karena berboncengan.

Memang soal hati sulit bagi saya untuk menolaknya, meskipun berulang kali otak mengisyaratkan untuk mundur demi kesehatan jiwa dan raga saya, tapi sepertinya saya lebih memilih untuk tidak sehat demi menuruti kata hati saya, masalah yang klise.

Kami bersama-sama janjian untuk pegi ke salah satu mol. Tujuannya sederhana hanya ingin mencicipi kedai minuman yang baru dibuka. Karena menurut orang-orang minuman di kedai tersebut layak untuk dicoba.

Sekitar pukul 17.00 kami sampai di tempat. Kami jalan-jalan dulu dikarenakan teman kami yang satunya masih belum terlihat. Kami pun berbincang bercerita tentang cita-cita sedari kecil sampai saat ini yang belum atau yakin tidak akan tercapai.

Ditengah-tengah perbincangan satu teman kami telpon membeitahu bahwa ia sudah di tempat kedai. Saya mendatangi teman tersebut. Berbincang sedikit lalu memesan minuman, tapi karena tempatnya kecil dan tidak kebagian tempat duduk, akhirnya kami memutuskan untuk ke tempat jajanan agar dapat tempat duduk.

Rasa penasaran saya hilang sudah setelah mencicipi makanan tersebut, entah karena saya salah pilih atau memang rasanya ndak pas sama saya hehehehe. Sumpah masih enakan es Dancow di warung-warung langganan saya, menyehatkan pula minum susu. Hahahahaha

Tidak lama kemudian kami pulang terbesit rasa menyesal karena minum minuman yang ndak enak, tapi ada pula rasa senang karena bisa ngobrol, ketemu, dan bertatap muka dengan si Doi, ya memang sih ada plus dan minus setiap kejadian yang kita lalui. Jadi Terimakasih buat kamu yang menemani hehehehehe.

bye




Comments