EGO MANUSIA YANG DINAMAKAN RINDU






Banyak cara yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi egonya, berbagai cara akan dilakukan.

Termasuk juga soal rindu, jika seseorang sedang rindu pada orang yang di mauinya. Niscaya orang tersebut akan melakukan cara-cara agar bisa ketemu, apapun.

Sialnya orang itu adalah saya hahahahaha.

Beberapa hari memang saya dan ia tidak bertemu, karena memang lagi sibuk-sibuknya, dan ia juga tidak masuk salah satu rapat yang di adakan oleh kecamatan. Jadi sempurna nihil pertemuan kami.

Harus ketemu nih, apapun caranya, saya bergumam sendiri di selah-selah mengerjakan aplikasi keuangan. Setelah beberapa menit saya bengong mikir alasan apa untuk mengajak ia ketemu akhirnya dapat juga ide.

Makan Bakso.

Kami memang sama-sama pencinta bakso, jadi menurut saya alasan ini yang paling berpeluang sebagai cara untuk bertemu. Tapi beberapa hari ini ia mengeluh sakit, semoga sekarang sudah sehat dan mau.

"jadi sakit ta ?"
"iya tenggoranku gatal, kayaknya kurang makan bakso ni"

Duh, pucuk dicinta ulam pun tiba, masih pemanasan tanya keadaan saja ia sudah memberi kode bahwa lagi ingin makan bakso. hahaha, kesempatan emas, tapi basa basi dulu, lelaki ndak boleh agresif,pancing-pancing dulu.

"ikut dong kalau mbakso"
"kapan tif?"
"sudah makan siang ?"
"belum"
"oke gimana kalau sekarang ?"
"iya gpp tif"

yes, akhirnya ia mau  juga makan bareng hahahahaha. Kami pun janjian di salah satu warung bakso di daerah sidoarjo.

Sesampainya di tempat warung bakso, kami memesan kesukaan masing-masing. Kami ngobrol ngalor-ngidul tanpa mengeluarkan hape kami, ini sungguh luar biasa, karena biasanya saya tidak bisa lepas dari yang Namanya ngecek hape tiap menit. Kami tenggelam dalam perbincangan yang hangat. 

Ya Tuhan terimakasih telah mempertemukan aku dengan ciptaanmu yang satu ini, cara ia tertawa, tersenyum, berbicara, semuanya indah Tuhan, saya berbicara dalam hati dan sangat menikmati pertunjukkan yang ada didepan saya, meskipun singkat tak apa.

dari hujan lebat sampai hujan berhenti, dan waktu juah yang memisahkan kami, dengan ini saya setuju salah satu puisi pak Sapardi Djoko WAKTU ITU FANA. ya memang fana, kalau tidak fana mengapa kami harus berpisah pulang ke rumah masing-masing, padahal saya masih rindu. Hahahahahaha. 

Akan Tetapi yang terpenting rasa rindu saya sedikit terobati atas pertemuan yang singkat ini.

Terimakasih.











Comments

Post a Comment