Manipulasi Mantan
Mantan ini sangat pandai memanipulasi perasaan saya, ya yang awalnya saya ndak cinta sama sekali, bisa membuat saya merasakan jatuh cinta seakan-akan cinta mati. Setelah saya telaa, saya akhirnya tau cuman terjebak dalam jebakan yang dia buat, entah ia melakukan secara sadar atau tidak. Analoginya gini, kalian awalnya makan rumput doang, lalu semenjak pacaran kalian dikasih makan daging doang sama dia, mau ndak mau kalian akan makan daging, terbuai akan ke-enakan daging tersebut, tapi kalian lupa bahwa sebenarnya makanan kalian adalah rumput, lupa rasanya rumput.
Sedang enak-enaknya makan daging, lalu tiba-tiba kalian ndak dikasih daging lagi malah dikasih rumput lagi, ya hanya rumput seperti sedia kala. Kalian pasti protes, pasti akan mencari-cari dimana daging yang dia berikan selama ini, kok jadi rumput lagi. Saya mengalaminya, saya kehilangan daging itu, saya terjebak memilih antara diam sambil mencari-cari sendiri daging tersebut, atau saya protes ke dia mengapa kok ndak ada daging lagi, dan bertanya dimana daging tersebut.
Tapi pada dasarnya keduanya merupakan pilihan yang sama, sama-sama membuat saya takut kehilangan daging itu dan bersikap semakin dalam, semakin menurut sambil berharap akan diberikan daging lagi. Padahal daging itu ndak akan pernah dikasih lagi. Kejam ? memang iya.
Dengan perasaan saya bersalah meratapi nasib , lalu muncul pertanyaan mengapa ini terjadi kepada saya ?. Saya tersiksa, saya ingin makan rumput lagi tapi itu sudah terlambat, saya ndak bisa makan rumput lagi, di otak saya hanya daging dan daging. Seakan-akan saya akan mati kalau ndak makan daging, padahal aslinya tidak.
Lalu daging itu dikasih ke orang lain, dengan itu saya akhirnya tahu bahwa daging yang saya harapkan dari dia ndak akan pernah lagi saya dapatkan, yap. Tapi itu sangat-sangat menampar dan membuka mata bahwa saya harus mau ndak mau makan rumput lagi agar tak semakin menderita.
Dengan susah payah akhirnya saya bisa melupakan rasa daging tersebut, dan makan rumput lagi. Pelajaran yang sangat berharga.
Dan kemarin saya ndak sengaja membaca buku “kalian pelaku atau korban manipulasi”, buku dengan cover bergambar kepala kambing dan kepala anjing yang disamarkan menyerupai badan kambing tersebut sukses membuat saya manggut-manggut, geleng-geleng. Ndak nyangka isi buku tersebut sama persis dengan apa yang saya alami beberapa bulan terakhir.
Ternyata kita dalam keadaan sadar atau ndak sadar sering menjadi korban manipulasi orang, bahkan kita sering juga menjadi pelaku.
Dan sekarang sekali lagi saya harus berterima kasih kepada mantan yang sudah memberikan pelajaran berharga, dan memberi ilmu baru yang berguna dalam kehidupan saya huehueheuhue.
Comments
Post a Comment