PERPUSTAKAAN DAERAH ( PERPUSDA)
Perpustakaan adalah tempat paling sunyi kedua setelah kuburan, begitu kata salah satu nara sumber di acara Kick Andy beberapa waktu yang lalu. Saya jadi mikir, iya juga ya. Selama ini saya kalau nyari buku selalu larinya ke Toko buku, dan itu menguras uang bulanan saya, akibatnya saya ndak bisa mentraktir gebetan-gebetan saya. Dan itu berdampak pada intensitas perjumpaan saya dengan gebetan, dan yang paling fatal itu semua menyebabkan saya jomblo (alasanmu tip tip), Hahaha jomblo harus bisa banyak alasan.
perpusda sidoarjo tampak depan |
Lalu kenapa saya ndak coba ke perpus saja, barang kali ada buku menarik yang bisa dibaca atau bisa berjumpa dengan cewek cantik book holic. Pilihan pertama saya adalah perpusda Sidoarjo, kenapa harus perpusda Sidoarjo ? selain karena deket dari rumah dan juga karena gratis tanpa dipungut biaya, hanya ngisi formulir kemudian dandan setampan mungkin buat foto, dan syarat yang paling penting adalah ndak harus punya pacar, yap karena jika ada syarat harus sudah berpasangan itu sangat menyulitkan bagi saya.
tapi gak tau juga sih apa sistem gratis ini memang mencakup perpusda seluruh Indonesia atau hanya di kota-kota tertentu.
Soal tersedianya buku lengkap atau tidak ?, tergantung sih kebutuhannya apa, kalau menurut pengamatan saya selama ini sih cukup lengkap, ada beberapa kategori yang saya tahu adalah fiksi indonesia, karya sastra Indonesia, sejarah dan biografi, kesehatan, psikologi, beraneka buku yang berkaitan dengan dunia digital, buku anak-anak dan sebagainya. Saya agak lupa, huehuehuehue.
suasana buku perpustakaan |
Disana juga ada meja-meja untuk membaca, nah ngomong-ngomong soal meja saya punya cerita lucu nih waktu membaca buku di perpusda Sidoarjo. ADA CEWEK MANIS MEMBACA DIDEPAN MEJA SAYA GAES. Kalau urusan soal cewek cantik sih biasa ya bisa ditahan lah naksirnya tapi kalau sama cewek manis saya nyerah deh, bawaannya pengen bungkus bawa pulang, dikasih ke emak lalu bilang “wes ra kuat aku, wes ra tahan aku, rabekno to mak, engko tak gawekne putu” hahahahha.
suasana perpustakaan sidoarjo |
Saya sangat senang karena diawal perjumpaan Kita berdua saling melihat.......buku masing-masing. Saya mencoba menarik perhatian dia dengan cara memainkan jari-jari saya diatas meja menirukan suara langkah kuda, dan ternyata gagal ia tetep istiqomah membaca, ah mungkin dia sukanya kudanil kali ya mangkanya ndak nengok sama sekali. Lalu saya mondar-mandir disampingnya pura-pura mengambil buku di rak buku agama, dan gagal lagi, pandanganya tetep satu arah, mungkin saya tadi berangkat kesini harusnya ndak mandi biar dia terganggu dengan bau kecut saya lalu mengarahkan pandangannya ke saya. Karena menurut penelitian di luar negeri sana, wanita lebih mudah terpikat bau badan natural seorang pria daripada bau parfum yang dipakainya. Ini beneran loh gaes saya ndak bohong.
Saya mencari-cari cara agar dia mau memandang saya, saya goyang-goyang meja biar dia merasa risih dan mencari tahu siapa gerangan yang menggoyang-nggoyangkan meja (karena meja kita menyatu), tapi dia tak bergeming. Kampret ini cewek level fokusnya luar biasa. Saya curiga dia sebenarnya adalah patung yang dikutuk jadi manusia karena durhaka, hehehhehe.
Oke cara diatas gagal semua, akhirnya saya pun mengeluarkan jurus andalan yaitu bernyanyi, sudah menjadi legenda bahwa suara saya bisa menarik perhatian perempuan, iya menarik perhatian untuk mencaci maki karena suara saya ndak enak blas hahahhaha.
“dibalik kerudung wajahmu tersembunyi” saya mulai bernyanyi kerudung putihnya Rhoma Irama dengan nada minor. Diam sejenak lalu melanjutkan lagi. “kau cantik alami, rahasia illahi. Bukan karena itu aku ingin kenalan denganmu, dan bukan karena itu aku ingin menjadi temanmu” liriknya saya ganti, sesuai situasi saat ini.
Dan berhasil gaes, dia memandang sumber nyanyian tersebut sambil memicingkan mata seakan bilang “ ini suoro opo toh yo, ganggu ajah”. Maklum suara saya sangat kontras dengan latar belakang suasana perpustakaan yang cenderung sunyi.
Kemudian saya memberanikan diri untuk menyapanya.
“he.. em... aku pernah menjadi obyek penelitian psikolog loh”, saya melihat judul buku yang ia baca tentang psikologi maka saya berpura-pura tahu tentang psikologi.
“oh ya mas ?, karena apa ? karena gila ya ?” eh kampret sembarangan dia, tapi yes...dia akhirnya terjebak dalam situasi yang saya buat, dia merespon percakapan ya walaupun agak merendahkan diri saya sih.
“ih ngawur mbaknya, cuman membantu temen yang kuliah di psikologi kok”
“oh kirain gila, kayak tadi nyanyi-nyanyi sendiri hehehhe” dia tersenyum.
Dalam hati saya berkata “Oh Tuhan apakah kau sengaja mengirim dia kesini cuman ingin menunjukkan bahwa ciptaanmu yang paling sempurna adalah manusia ?jika iya maka tujuanmu berhasil Tuhan sejak aku melihat senyumannya”
Kampret gaes, senyumannya itu loh amazing sekali. Membuat saya semakin ingin tahu siapa namanya.
“enggak gila kok mbak, btw anu mbak, namanya siapa ?”
Sebelum dia sempat menjawab pertanyaan saya, kemudian segerombolan cewek seusianya datang dan mengajak dia untuk pergi tanpa sepatah kata pun. Oalah ya kenapa nasib saya begini terus, giliran berani kenalan ada ajah halangannya.
Sejak saat itu saya suka berlama-lama membaca buku di perpustakaan daerah Sidoarjo, siapa tahu Tuhan sekali lagi ingin menunjukkan bahwa ciptaan-Nya yang paling sempurna adalah manusia dan saya bisa berjumpa mbak itu lagi. Karena jujur gaes bagi seorang laki-laki, tahu nama cewek asing yang membuat ia deg-deg an sedemikian rupa ialah hal yang wajib.
--Bye--
klo di lampung, saya pernah perpustakaan daerah di bandar lampung, teluk betung tepatnya.
ReplyDeletedisana itu rame, hampir kayak pasar tempel (luarnya).
kwkwkwkw.....inimah niatnya nyari cewek bukan baca-baca buku, ending baper...hahahahahaha
Oalah mas mas, sampean iku nang perpus cuman niat modusi wedokan tok dadakno hahaha
ReplyDeleteTapi ke perpus iku memang sokusi terbaik pas ingin baca buku tapi dompet tipis. kalau di Surabaya juga gratis mas. malah ada fasilitas komputer juga buat internetan, wenak pol wes pokoe.
Hahaha kok isok dibelani sampe nyanyi ngono rek, yoweslah semoga kapan-kapan iso ketemu arek iku maneh ya.
Di Pekanbaru juga ada perpustakaan wilayah Pekanbaru yang kece abis. Katalog bukunya lengkap dan tersusun rapi. Ruangannya juga nyaman, cuma suka haus aja karena gak boleh bawa minuman.
ReplyDeleteSaya seringnya ke perpus kalo lagi mau nyari referensi buku untuk tugas. Seperti skripsi kemaren, seminggu adalah 4 harinya ke perpus aja untuk nyari referensi. Soalnya cuma boleh pinjam 2 buku aja, jadi kalo mau banyak referensi ya harus milih-milih.
Enaknya lagi di perpustakaan wilayah Pekanbaru itu, diluarnya disediaiin wifi yang kencang dan murah bayarnya.
Alhamduillah gue pernah ke perpusda di daerah gue. Yaa.. walaupun cuman nongkrong buat wifinya doang. Astaga dosa banget nih ya, udah disedian jendela dunia gratis malah di sia2in. Kayaknya hbs artikel ini, harus mampur di perpusda deh. Siapa tau kan.. ada bidadari juga ketemu
ReplyDeletebtw itu vektor km sendiri yang buat?
Sekarang udah jarang banget aku main ke perpus. Dulu rajin banget aku. Entah seminggu sekali atau dua kali.
ReplyDeleteWah, ini mah judulnya ada cinta di perpustakaan. Hehe.
Seru banget ya, main ke perpustakaan gitu, gue belum pernah sama sekali soalnya. Kapan-kapan deh gue mau kesana. Lumayan kan kali aja bisa ketemu cewek cakep :D
ReplyDeleteSaran gue besok-besok kalo lo ketemu cewek cakep, langsung ajak kenalan aja lah. Gak usah nyanyi-nyanyi dulu, buang-buang waktu sama dikira gila nanti jadinya. :D
Ahaha... itu namanya kegagalan yang nyesek sih menurut gue, udah pas banget tuh momen kenalannya eh, dijemput hahah... gue juga pernah sih kek gitu. Langsung gengsi gue kabur aja :)
ReplyDeleteCeritanya manis dan kriuk.. Hahaha. Pertemyan2 semacam ini bikin greget ya. Jdi mikir... Knp latif ga nyoba salto2 di awal jumpa biar cepet kenalan dan si maniz ga kburu dibawa pergi teman2nya. Ah takdirmu ya Tip :). Smiga bertemu lg yaaa...
ReplyDeletePerpustakaan...tempat yg paling jarang saya kunjungi selama kuliah dulu, hahaha. Waktu kecil sih sering, hobi malahan, tapi makin sini semakin gampang mengakses material2 yg saya butuhkan lewat Internet, jadi udah ga pernah ke perpustakaan lagi wkwk
ReplyDeleteHahaha. Jadinya malah fokus ke ceweknya, ya?
ReplyDeleteMenurut saya, perpustakaan sekarang udah jadi tempat yang sakral. Jarang orang yang mau/kepikiran untuk ke perpustakaan. Mereka lebih suka ke mall dan tempat tempat mewah lainnya.
Padahal, perpustakaan juga bisa menjadi tempat yang enak untuk cuci mata. Karena kalau bertemu cewek di perpustakaan, kemungkinan besar cewek itu pendiam, pintar, dan dermawan. (apaan, sih?)
Ternyata dirimu gagal fokus, ya bg? Ke Perpustakaan bukan malah baca, eh... malah nyari cewek. *Gue kadang gitu juga, sih. hahahaha.
ReplyDeleteCuci mata.
Kalo gue ke Perpustakaan boleh dibilang kemaren2 sering. Sedang ngerjain skripsi. Tapi, sekarang mulai jarang. Karena urusan kerjaan. Paling hari libur baru bisa ke perpus. Itupun cuman buat baca buku 1 bab. Udah itu, pulang.
Mending langsung to the point aja kenalan sama ceweknya, kan bisa ngobrol panjang lebar sebelum ia diseret sama teman-temannya. Namun, kalo gak hati-hati doi bisa marah karena di ganggu kekosentransiannya.
ReplyDeleteHm ngomongin soal perpusda, kelihatannya perpusda si Sidoarjo bangunannya bagus ya, beda kali dengan perpusda di daerah gue. Beruntunglah