pohon asem




Wit asem pada jaman dulu menjadi tempat favorit ngisis sepulang sekolah sembari menikmati asemnya buah asem yang sudah matang, terkadang juga digunakan sebagai tujuan minggat bagi para anak yang habis dimarahi orang tuanya. Tentu bukan tanpa alasan mereka "anak yang minggat" menjadikan wit asem sebagai tujuan , dikarenakan cabangnya yang nyaman untuk diduduki atau dibuat tiduran, bahkan dibuat remian.

Disamping itu, keangkeran wit asem tak diragukan lagi, banyak cerita berkembang di masyarakat, konon katanya wit asem menjadi rumah bagi sebagian besar makhluk halus. Kuntilanak, genderuwo, pocong dan kamu.



Pernah waktu itu, desa saya gempar karena seseorang melihat rokok menyala di sela-sela dedaunan wit asem yang terkenal angker, dia ketakutan lalu bercerita ke orang-orang bahwa ia melihat sutro (sejenis genderuwo yang senang merokok, sungguh genderuwo yang tidak sehat).

Karena penasaran, warga pun mendatangi wit asem tersebut, ada yang bawa tasbih,  potongan kertas berisi ayat kursi,  dan potongan hati yang tersakiti.

 Setelah dicek, ndilalah bukan sutro yang didapat, melainkan si Bambang yang lagi asyik tidur di atas wit asem sambil memegang rokok yang masih menyala. Setelah warga menyelidiki, akhirnya diketahui-lah jika ternyata sosok yang digadang-gadang sutro tersebut adalah Bambang, Bambang cuman meringis dan mengaku minggat karena hal yang ndak elit, karena ndak dibelikan onde-onde.

Tamat.

Comments

Post a Comment