Bercumbu dengan Pantai Merah

Setelah seminggu sebelumnya saya bersenggama dengan gunung penanggungan, minggu kemarin giliran saya bercumbu dengan pantai. Adalah pantai merah yang terletak di kota Banyuwangi menjadi destinasi saya kali ini.

Tak jarang, banyak yang mengira kalau hidup saya ini hedonis, disertai komen "orep kok foya-foya tok tip, duit teko endi ?". Lah ini, orang yang tidak pernah menjalin sistem kekeluargaan dengan baik dan benar. Kalau banyak saudara pasti ada jalan. Semuanya gratis kok gaes, cuman, kalau kencing ya tetep bayar seribu. hehehehehe.

Perjalanan dari kota sidoarjo menuju pantai merah tak ada yang menarik, selain saya tak henti-hentinya berdoa karena jalur yang saya lewati jalur antar provinsi, sebagian besar tak ada pemisah jalan dan mobil yang lewat gede-gede gaes.

Pantat saya terasa panas akibat duduk terlalu lama. Lah gimana nggak panas, wong berangkatnya jam 12.30 malem, sedangkan kaki saya baru menginjak pasir pantai sekitar jam 07.00 pagi. Ya kalau dalam mobil ada ceweknya, enak, minimal bisa buat ditelanjangi lihat-lihatan, lah ini mobil isinya pejantan lapuk semua. 

Kalau saya itung-itung, perjalanannya hampir sama dengan perjalanan Sidoarjo ke Bali. Bedanya ini, gak pake acara menyebrangi lautan dan nginap di hotel.

Seperti biasa, sesampai di pantai kami mencari spot pemandangan yang bagus buat background foto. Lah ternyata pejantan ndeso pun masih ada jiwa selfie nya hahahahahaha. 

Dengan segala hormat,  mohon model diabaikan.

perhatikan ada penampakan siluman Dugong.

Jujur, ini pertama kalinya saya bercumbu lagi dengan pantai yang susunannya hanya terdiri dari pasir dan air, setelah terakhir kali di Bali waktu jaman SMP. Seringnya ya ke pantai berbatu daerah Malang cari keong. Memang ini pantai jawa rasa pantai Bali. Bule surfingpun bukan hal tabu di pantai merah ini, hanya saja tidak ada bule-bule yang bertelanjang dada. Saya kecewa gaes.

Untuk menggambarkan betapa indahnya pantai merah, mari kita saksikan bersama-sama.

indah kan ?

ada anak kecil lagi berduaan. Saya iri

hamparan pasir

nulis nama mantan

Setelah dirasa puas berenang, maen pasir, menghitamkan badan, dan berkeliling mencari bule berjemur tapi gak ketemu-ketemu, saya dan teman-teman akhirnya duduk-duduk di salah satu tempat nyantai sambil menikmati deburan ombak. Sayang, tidak lama duduk disini ada yang marah-marah karena kami tidak bayar. "Mana tahu kan gak ada tulisannya" gerutu salah satu temen saya.

teman saya yang lagi narsis walaupun diusir

Berasa di pantai kuta kan gaes ?.

Dan singkat cerita, pada perjalanan pulang, mobil yang kami tumpangi mengalami ban pecah, saya sempat kaget, karena pada waktu kejadian saya sedang tidur. Tapi alhamdulillah kami gak kenapa-kenapa.

ngeban

Kendatipun saya lulusan Pendidikan Teknik mesin, saya tidak bisa bantu apa-apa, hanya bisa bantu mengabadikan momen ini. Maklum gaes, saya tidak masuk waktu kuliah mengganti ban #ngeles. hahahaha.

Dan Alhamdulillah setelah itu perjalanan lancar sampai rumah, walaupun sampe rumah jarum jam menyentuh angka 00.00. Lelahpun tak apa, asal bisa bercumbu dengan alam. 

Sampean kapan ?

bye bye.