PUISI ANGEL

"mas, buatin puisi"
"puisi apa dek?"
"puisi tentang matahari mas"
"kamu datang ke orang yang tempat dek".
"kok bisa?"
"ya soalnya gue dulu saat SD juara baca puisi se RT".
"gitu bangga?, punya pacar se RT baru bangga."
"-_____-". Gue diam.

Angel, adik sepupu gue yang masih kelas 2 SD, minta buatin puisi tentang matahari ke gue. Sebagai calon playboy yang malang melintang di dunia peromantisan, gue udah sering buat puisi ke cewek. Jadi gak ada masalah buat gue.

terakhir kali gue ngasih puisi ke cewek gue, dan detik itu gue diputus. Kenapa? Karena menurut gue puisi yang romantis, tapi ternyata puisi itu tentang pembunuhan, dia takut gue psikopat.

oke kembali ke topik.

"maen ajah sana dulu dek, gampang nih puisi"
"oke, kalau udah nanti panggil ya?"
"oke".

ternyata perkiraan gue salah, buat puisi tentang matahari ternyata jauh lebih sulit daripada tentang cewek. Semacam mecintai tapi gak dicintai.


setelah beberapa menit akhirnya selesai, gue panggil sepupu gue, gue tunjukin mahakarya puisi gue yang indah itu.

tepat seperti dugaan gue, adik gue menangis terharu, sesekali ngelap ingus.

"gigigila mas, keren banget puisinya, sedih sampe aku nangis gini"

gue sama adik sepupu gue emang punya selera yang tinggi terhadap kepekaan puisi.

keesokan harinya saat gue senyum-senyum sendiri di kamar, gue di samperin adik sepupu gue sambil nangis2 darah.

"mas, kamu ternyata jahahahahat". Mulutnya di miring2in.
"jahat kenapa dek?".
"kau menodai aku mas".sekarang hidungnya yang miring.
"bentar, maksudnya?".
"kau menodai aku didepan teman2ku sekelas lewat puisi biadabmu mas, kau jahat, hiks hiks".
"bentar dek, puisi itu gue buat dengan hati, gak mungkin jelek".
"tapi mereka menertawakanku mas, semua, apalagi guruku mas, hiks hiks".
"ya mungkin mereka jomblo semua dek jadi enggak peka"
"owh gitu ya mas" adek gue mulai tenang, mulai bisa manggut2. Gue cuman basa basi ajah.

dengan sedikit penjelasan adek gue mulai mengerti , tapi gue mulai gundah, apa yang sebenernya terjadi, dengan penuh rasa penasaran akhirnya gue baca ulang puisi yang gue buat.

wahai matahari. . . .
Senyummu menyinari hatiku.
Sinarmu menerangkan gelapnya hatiku.
Wahai matahari. . .
Saat siang sinarmu panas seperti nanas. . .
Saat malam kau tidak ada.buku marah2 karena cuciannya gak kering.
Wahai matahari.......

sebenaranya aku sayang banget sama kamu.
Wahai matahari . . .
Mau kah kau jadi pacarku? . . .

setelah baca gue langsung nangis, gue hina, gue ternoda, tapi tetep ganteng. Ternyata puisi gue absurdnya tingkat ibuk-ibuk pkk, menyedihkan. Pantes adek sepupu gue diketawain sekelas.

gue mencari cari agar nama baik adek sepupu gue pulih dikelasnya, gue panggil adek gue yang sedang meratapi nasibnya didalem kulkas.

"adek baik2 saja?"
"keliatannya mas"
"gak keliatan apa2 dek"
"oh ya maaf". adek gue membuka kulkas, didalemnya dia meringkuk bersama sayuran, dia menyatu bersama sayuran, sayurnya ada sawi, bayem, kacang, dan tentunya rambut dia.

"besok coba tanyain ke guru adek, kenapa dia tertawa? Apa sudah punya pacar?".
"iya mas"

dan gue benar-benar membuat kesalahan terbesar di bumi ini, gue lupa, kalo pertanyaan yang pantang buat jomblo adalah "mana pacarnya?", "udah punya pacar?".

adik gue pulang dengan dirajam, adik gue berdarah2, ini penyebabnya cuman satu. Gurunya jomblo.

-end-